Soemitro
Jenderal (Purnawirawan) Soemitro adalah seorang jenderal
yang berpengaruh di masanya. Jabatan penting yang pernah
dipegangnya adalah sebagai Wakil Panglima ABRI dan
Pangkopkamtib. Ia sangat dikenal karena dalam masa
kepemimpinannya meletus peristiwa Malari, yang mengakibatkan
pengunduran dirinya dari militer.
yang berpengaruh di masanya. Jabatan penting yang pernah
dipegangnya adalah sebagai Wakil Panglima ABRI dan
Pangkopkamtib. Ia sangat dikenal karena dalam masa
kepemimpinannya meletus peristiwa Malari, yang mengakibatkan
pengunduran dirinya dari militer.
Biografi
Ayahnya kasir di PG Gending, yang juga aktifis PNI. Ibunya hanya
wanita rumah tangga biasa. Ia besar di pondok pesantren. Tapi,
saat usia 16 tahun, dan bermain jailangkung, ia mendapat jawaban,
kelak akan menjadi mayor. Celakanya, ia justru percaya.
wanita rumah tangga biasa. Ia besar di pondok pesantren. Tapi,
saat usia 16 tahun, dan bermain jailangkung, ia mendapat jawaban,
kelak akan menjadi mayor. Celakanya, ia justru percaya.
Saat ada permintaan menjadi prajurit pembantu, ia segera
melamar ke PETA. Bersama beberapa rekannya, ia diterima,
dan diberangkatkan ke Bogor. Selama pendidikan, ia terkenal
sebagai perwira yang paling nakal dan pelanggar peraturan. Saat agresi Belanda II, ia menjabat wakil
Komandan Sub-Wehkreise di Malang, dan mendapat perintah dari Panglima Komando Jawa, Kolonel Nasution
untuk melakukan perang wingate, sebuah strategi yang dilakukan Jenderal Wingate asal Burma, mirip
dengan strategi gerilya. Ia sukses.
melamar ke PETA. Bersama beberapa rekannya, ia diterima,
dan diberangkatkan ke Bogor. Selama pendidikan, ia terkenal
sebagai perwira yang paling nakal dan pelanggar peraturan. Saat agresi Belanda II, ia menjabat wakil
Komandan Sub-Wehkreise di Malang, dan mendapat perintah dari Panglima Komando Jawa, Kolonel Nasution
untuk melakukan perang wingate, sebuah strategi yang dilakukan Jenderal Wingate asal Burma, mirip
dengan strategi gerilya. Ia sukses.
Pendidikan dan karier
[sunting]Pendidikan
- HIS
- MULO) Peta (1944)
- Seskoad, Bandung (1952)
- Sekolah Lanjutan Perwira II (1958)
- Advanced Course, Fort Benning, AS (1958)
- Sesko ABRI (1963)
- Fuhrungs Akademi der Bundeswehr, Hamburg, Jerman Barat (1965)[3]
[sunting]Karier
- Komandan Peleton Daidan Fukukan Probolinggo (1944)
- Ketua BKR Probolinggo (1945)
- Danton Yon I Probolinggo (1945-1947)
- Wadan Yon II Brigade I Divisi VIII/Brawijaya (1948)
- Komandan Militer Kota Malang (1948-1949)
- Asisten II Kodam VIII/Brawijaya (1952)
- Kepala Staf Resimen 18 Kodam VIII (1953-1954)
- Komandan Resimen 18 Kodam VIII (1955-1956)
- Dosen Seskoad (1956)
- Komandan Pusat Kesenjataan Infantri, Bandung (1959-1962)
- Ketua Dewan Perencana AD (1963)
- Pangdam IX/Mulawarman (1965)
- Asisten II Menpangad merangkap Pangdam VIII/Brawijaya (1965- 1966)
- Deputi Operasi Menpangad (1967-1969)
- Kastaf Hankam (1969-1970)
- Wakil Pangkopkamtib (1969-1970)
- Pangkopkamtib/Wapangab (1971-1974)
- Komisaris Utama Rigunas Group (1979-1998).[3]
Soemitro kemudian diangkat menjadi Komandan Batalyon I di Malang. dan ia ditantang Mayjen Bambang Sugeng untuk membersihkan segitiga Sidoarjo, Mojokerto dan Pasuruan. Enam bulan kemudian dia berhasil membersihkan para laskar liar, dan diperhadapkan dengan Bung Karno, yang saat itu berada di Sidoarjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar